(Keniscayaan Mencinta) - Qiamullail [ku do'akan engkau di 1/3 malamku]
“The dua made at tahajjud is like an arrow which does not miss its target” – Imam Syafi’i
Kecintaanku kepadaNya ialah setiap untaian-untaian doa yang sedang ku panjatkan. Cinta tanpanya hanyalah fana, keagungan nikmatnya sungguh luar biasa terasa. Lantas, bagaimana mungkin seseorang inginkan sesuatu tetapi enggan untuk melakukannya?
Qiamullail bak sebuah keniscayaan penerangan alam semesta yang membuat jendela hati sang kekasih, agar hatinya dapat diterangi oleh keindahan-keindahanNya. Keindahan syurgawi dunia, keindahan senyuman diiringi pancaran sinarNya, dan keindahan alam semesta atas keajaiban-keajaibanNya.
Qiamullail ialah wujud dari keseriusan hamba atas kehambaannya, keseriusan hamba atas tujuan-tujuan hidupnya, keseriusan atas perjuangan-perjuangannya nan indah, keseriusan atas kekyushuk-kyushukanya, keseriusan atas bercinta kepadaNya.
Lalu, hal yang termanis dalam hidup ini yang enggan untuk aku tinggalkan ketika mencintai hambaNya adalah ketika aku mendo’akannya dengan mensisipkan nama manismu dalam sholat 1/3 malamku.
Dan aku bergumam atas diri aku ketika melaksanakannya:
“Jadilah seperti matahari bagi rahmat dan belas kasih, malam untuk menutupi kesalahan orang lain, air yang mengalir untuk kemurahan hati, kematian bagi amarah dan angkara murka, bumi untuk kerendahan hati. Muncullah seperti dirimu, dan jadilah sebagai munculmu.”
________
qiamulail /qi·ya·mul·lail/
n salat di tengah malam secara teratur (seperti salat tahajud, tarawih, witir).
kata yang sering terucap ketika dua insan sedang dimabuk cinta
Komentar
Posting Komentar