(Keniscayaan Mencinta) - Muhasabah Cinta
Siang diminggu yang sendu, gemuru riuh menerka sang alam yang mulai merindu, tak ubahnya burung-burung tetep kekeh menghias sang langit yang tak lagi membiru, gemercik air hujan pun mulai berdatangan tanpa malu, lantunan ayat alquran juga mengiringi kesenduan atas hariku. Lalu aku menyangka bahwa tidak ada yang lebih sadar dari pada penerimaan tanah terhadap datangnya hujan, alih-alih keterpaksaan dan tidak ada pilihan.
Hawa dingin pun mulai andil menyelimuti
sekujur kulit tubuhku, lalu ia memberi tahu aku atas timbunan dosa yang kian
menumpuk yang sedang bertumbuh, tetapi aku masih tetap angkuh untuk berpasrah
dan berserah kepadaNya untuk mengaku.
Hujan pun kian menderas tetapi ia
bersikukuh dengan tegas bahwa dia merasa yang paling pantas, setiap tutur yang
dikeluarkan tidak lain adalah sarkras, namun ia mengira dirinya lah paling
waras.
Nyatanya, ia tidak pernah enggan melakukan
dosa, melakukan hal kemunafikan, tindak mengakali kedirian, lalu ia menganggap
hal itu semua adalah lalai dan kemudian abai, selalu menunda-nunda nanti, nanti
dan nanti untuk bertaubat membersihkan diri.
Perihal kedosaan, kekhilafan, keangkuhan,
dan kemunafikan begitu nyata. Namun, ia masih tetap tegak kepala seraya
menganggap dirinya lah yang paling mulia. seakan-akan ia merasa kuat atas
segala siksaan dan hukumanNya. Rasa malu kepadaNya pun lenyap apalagi hanya
sekedar didepan makhlukNya.
Dosa sebesar semesta pun masih dianggap
sebuah atom, tawa yang belum juga terbungkam, tingkah pun masih liar bak binatang,
dalam esensi ketersesatan, namun masih mengejawantah bagai makhluk yang paling
mulia, dengan memberikan nasihat bijaksana, menuntun juga menata kesesamanya.
Inilah esensi cinta yang sebenarnya, cinta
yang sadar atas kediriannya dan sadar atas keEsaannya.
_____
muhasabah /mu·ha·sa·bah/
Ar n introspeksi,
Sebuah koreksi terhadap sikap maupun perbuatan diri sendiri
cinta /cin·ta/
a suka sekali; sayang benar
d Muhasabah
Cinta erat kaitannya dengan cinta yang paling esensial yakni cinta pada Tuhan.
Sebelum mencintai hamba nya, cintai lah dirimu sendiri
BalasHapus