(Keniscayaan Mencinta) - Ihwal Cinta
Malam yang sangat menentramkan, semburat sinar bulan nan indah nampak bersamaan dengan bintang-bintang bergemerlapan, seraya memenuhi keriangan seharian aktivitas yang telah terjalani. Aktivitas yang penuh dengan sebuah keistimewaan-keistimewaan tentang makna bersyukur dan memahami fitrah diri.
Kala itu aku ditemani sang kakek, sang kakek yang sering menceritakan hal apapun tentang kesemestaan, kemanusiaan dan ketuhanan. Sang kakek juga memberikan makna tentang “Aku, Rasa dan Cinta”. Malam semakin larut dan hembusan anginpun tak henti-henti membersamai kentrentaman cerita-ceritanya.
Sang kakek menerangkan makna cinta kepadaku dengan hikmat dan penuh harap:
“Cinta itu Indah, le!. Jikalau sampean melakukan hal apapun yang penuh tindak kotor dan menjijikan itu dengan alasan cinta, ketahuilah le, bahwa itu semua bukan cinta yang sesungguhnya, melainkan kesadaran nalar kritismu yang sangat rendah karena hanya mengejar kesenangan yang fana.
Cinta itu mengutuhkan dan mempersatukan, le!. Jikalau sampean melakukan penghancuran dan percerai-beraian suatu hubungan dan kebersamaan dengan alasan cinta. Pikirkan le, bahwa itu semua bukan esensi dari cinta, melainkn nafsu dan ambisuisitas ego sahaja.
Cinta itu mengasihi dan menyanyangi, le!. Jikalau sampean melakukan kesengajaan membuat luka, lara dan pedih terhadap sesama makhluk dengan alasan cinta. Nauudzubillah le, itu bukan makna dari cinta yang sesungguhnya, melainkan ambisiusmu yang tak ingin kalah dengan sesamamu.
Cinta itu nduweni derajat paling tinggi, le!. Jikalau sampean melakukan hal yang tak manusiawi dengan tidak memanusiakan manusia dan dengan alasan itu cinta. Sesungguhnya engkau bukan manusia le, manusia itu makhluk yang berakal, dan kalau tole melakukan hal itu tole adalah manusia yang bersifat kebinantangan atau berubah wujud.
Dan terakhir ya le!, Cinta itu merupakan esensi dari pengetahuan seseorang menjadi manusia, dan juga menjadi thariq paling agung nan bajik dalam menuju Kiblatmu, le.”
Aku termenung dan hanya bisa takjub dengan berbagai ihwal cinta sesungguhnya oleh sang kakek.
________
*tole (le) : Panggilan anak lanang di jawa
*sampean : kamu bahasa jawa
[Ihwal]
n hal; perihal
[cinta]
n Jalaluddin Rumi cinta adalah kasih sayang universal, yaitu semangat kesatuan dengan alam semesta.
Perihal cinta adalah isi dari kesemestaan. (Ketuhanan, kemanusiaan, keikhlasan, fitrah, kenyataan, kepedulian, kerinduan, ketakutan, keceriaan, patah, kekecewaan, doa, berbunga, kebagahagiaan)
Hal layak nya cinta, yg tdk berdefinisi, tidak lah salah satunya syarat untuk memiliki mu
BalasHapus