(Keniscayaan Mencinta) - Balada Percintaan

Setiap Insan berhak bahagia, pun Aku!

Aku bahagia atas keperihan yang telah diberi olehnya. Aku juga insan yang akrab dengan sebuah luka dan kedukaan. Aku tahu, bahwa sesungguhnya tidak ada luka yang tidak bisa sembuh, luka yang menyanyat akan menghasilkan bekas, pun luka empirik akan menghasilkan bekas ketraumaan. “Perihal cinta kita semua pemula” - Mohammad Ali Ma’ruf. yah, I thinks It’s Real, tidak ada kata indah dalam percintaan melainkan sayatan luka. Sayatan luka yang mempunyai motif andil dalam kedewasaan hidup, lebih faham kadar diri, dan lebih pada unsur ketraumaan (katanya).

Cinta yang sederhana itu tidak akan pernah ada, sama halnya kehilangan tidak akan pernah ada yang sederhana. Kehilangan merupakan buah dari sebuah harapan yang berlebih pada cinta, cinta juga akan dekat dengan sebuah luka, ketika sudah melakukannya dengan berlebih tanpa tahu proporsionalnya diri.

Aku pernah sangat berharap untuk mencintainya dengan penuh kesempurnaan. Aku dengannya memahami bahwa cinta yang sempurna adalah kesempurnaan egosentrisnya dan kesempurnaan pada kesenangan sendiri dengan sepuas-puasnya. Sesampainya aku dapat menyimpulkan bahwasannya cinta adalah cerminan hidup orang lain atas keakuanku.

Keniscayaan cintaku kini tumbuh dengan berbagai macam ranting kelukaan serta kedukaan, alih-alih untuk pendewasaan, penbijaksanaan, pengejawantahan, dan pendhaifan diri. Saat ini, luka yang mengikis tubuhku tetap saya rawat agar tetap tumbuh dan bertahan akan perihnya bertahan pada kerinduan dan kecintaan. Aku mencintainya dengan segala keburukan dan kebodohanku, aku bisa menjadi sangat lemah, sekalipun keadaan sedang kuat demi mencintainya dan mendapatkan atensinya.

Yuk, mari belajar untuk tidak berpura-pura dalam percintaan, kita punya banyak pilihan untuk tidak menyakiti diri sendiri. Toh, manusia hidup itu dengan paru-paru bukan dengan pura-pura. 😁😁😁


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer