ARTIKEL ANALISIS TOKOH YANG PERNAH TERPURUK



ASMA NADIA ASMARANI ROSALBA
PENULIS 

Nama lengkapnya adalah Asma Nadia Asmarani Rosalba (lahir di Jakarta tahun 1972). Ia lahir dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susianti. Asmarani Rosalba atau yang lebih dikenal dengan Asma Nadia merpakan penulis wanita yang mampu menarik perhatian masyarakat dengan karyanya yang fenomenal dan beberapa karyanya bahkan diangkat ke layar lebar.
Pendidikan Asma Nadia diketahui bersekolah di SMA Budi Utomo, setelah lulus kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Akan tetapi, kondisi yang kurang menguntungkan pendidikan perguruan tinggi Asma Nadia harus terhenti. Sakit yang dideritanya kala itu tidak memungkinkannya melanjutkan kuliah.
Berhenti di bangku kuliah tidak membuat Asma Nadia putus asa, ia terus menekuni hobi menulisnya. Ia terus menulis meskipun kondisinya tidak sehat namun dukungan keluarga membuatnya terus semangat alam menjalani harinya yang berat.
Asma rajin mengirimkan tulisannya ke berbagai redaksi majalah. Karya Asma bukan hanya cerpen saja, ia juga menulis puisi dan lirik lagu. Karya awal Asma yang terkenal yaitu album Besatari yang terdiri atas 3 seri, cerpen berjudul Koran Gondrong dan Imut mampu mengantarkannya menjuarai Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) pada 1994 dan 1995 yang diselenggarakan majalah Anninda.
Asma nadia juga pernah menjadi Ketua Forum Lingkar Pena, suatu perkumpulan untuk menumbuhkan penulis-penulis muda. Selain itu Ia juga menjadi Ketua Yayasan Lingkar Pena, dan manajer Lingkar Pena Publishing House.
Menurut analisis dari pemaparan diatas, dapat diketahui bahwasannya Nadia tetap berjuang meskipun dalam keadaan sakit dan masih menekuni hobi menulisnya beliau tidak menjadikan sakit tersebut menjadi alasan untuk tidak terus berkarya, selain itu juga beliau berhenti kuliah Karena sakit tetapi tetap berusaha untuk menjadi penulis yang karya tulisannya dapat dinikmati semua orang, dari beberapa percobaan mengirimkan tulisannya ke lembaga pers beliau tidak gentar untuk diterimanya meskipun beberapa kali diabaikan, beliau mempunyai semangat juang yang tinggi sehingga beliau sanggup menjadi penulis yang banyak penghargaannya, dan karya tulisan-tulisannya kini telah diakui banyak lembaga pers dan dari karya karya beliau sudah ada yang pernah difilmkan misalnya Jilbab Traveller, emak ingin naik haji dan assalamualaikum Beijing, dan tidak kalah beliau juga pernah mendapat pengahargaan kategori buku remaja terbaik yang berjudul Rembulan di Mata Ibu, dan meraih mizan award karena dua karya beliau masuk dalam antolgi cerpen terbaik di majalah annida.
Yang tidak kalah menarik untuk ditiru ketika dalam keadaan naik daun yaitu beliau konsisten dalam beramal. Beliau telah mendirikan yayasan bernama Asma Nadia, yang didalamnya ada rumah baca untuk anak yatim piatu dan anak-anak yang kurang mampu yang saat ini telah tersebar di seluruh Indonesia.
 Tanpa kegigihan beliau semuanya tidak akan terwujud sampai sekarang meskipun dulu dalam keadaan beliau sakit dalam perjuangannya. 
 "Ed: Jaya Roza Azzukhrufi"



Komentar

Postingan Populer