(Self Reminder) - VIII
فليقل خيرا أو ليصمت
“Bicaralah yang Bagus, atau Tidak Diamlah”
Setiap perkataan yang terlempar pada sesamaku selalu pada inti kevulgaran, kata demi kata pun melucuti setiap bagian tubuh dan menampakkan segenap aib, mulut kotorku kian menjadi nan mempribadi tanpa adanya sebuah gemati. Pernah suatu hari aku berucap tanpa mengerti sebuah esensi untuk menjadi seperti para ahli, alih-alih merasa paling tinggi.
Aku enggan untuk berbuat diam, diam untuk merenung atau memikirkan, baik dalam waktu singkat pun waktu panjang, banyak omong kosong yang ku keluarkan dari mulut pahitku bak penuh kemunafikan atas baiknya diri tanpa mengetahui batas kepatutan, alih-alih omongan motivasi tanpa mengetahui kapasitas diri.
Disaat aku berkata-kata seraya orang paling lihai tanpa menguasai pola mimik wajah para pendo’a dengan berbuntal dalil-dalil semunya. Disaat aku bertutur, gerak lisan pun terpenggal dengan bertubi-tubi dan aku membenai cipratan cerca dari mulutku layaknya seorang pujangga sedang membacakan sajak-sajak indah.
Aku pun lupa atas diriku bahwa aku adalah manusia, manusia yang enggan berkata baik, isinya hanya sebuah cercaan dan makian. Lalu, mulutku selalu berbusa namun bukan atas kalam sucinya melainkan sebaliknya. Aku sangat naif atas pola pikirku, dan aku berdiri atas keluasan hawa nafsuku, hingga mengejawantah atas gelapnya hatiku.
______
Self Reminder yang kedelapan teruntuk diri yang sedang lupa kalau dirinya adalah Manusia, jangan tong kosong.
Komentar
Posting Komentar