(Self Reminder) - I
Aku memang tak bernasab layaknya ketinggian langit pun mulia layaknya raja dan permaisuri, orangtua ku bukan bangsawan yang kerap kali bisa diandalkan. Aku dengan kedirianku menegakkan, mengkokohkan, juga memuliakan sendiri dengan upaya atas kekuatan yang diberi oleh tuhan.
Aku bangga atas keberadaan diriku juga karena diriku.
Abah pernah berkata:
“Le, jangan iri dengan keberadaan mereka yang dari lahir sudah mempunyai segalanya ya, mempunyai singgah sana yang berlebih, tanpa tau bahwa makna hidup itu bukan tentang kepemilikan tetapi juga tentang keberharapan disertai keikhtiyaran.
Le, jangan dengki dengan mereka yang ketika dalam lahirnya berlumur puja pun penghormatan yang bersifat kemuliaan atas orang tua mereka. Toh, hidup bukan atas penghormatan saja yang diunggulkan, tetapi juga cercaan atas keberadaan juga.
Le, jangan sampai bermimpi akan harapan seperti mereka dari namanya saja orang lain sudah menghormati tanpa harus dipaksakan, orang orang pada menghaturkan sembah nan mendamba atas keagungan nama dalam nasabnya.
Le, abah hanya bisa menghadirkanmu di dunia lantaran keridhoan tuhanmu, selebihnya kamu harus bisa membangun namamu, mengkokohkan niatmu, memerangi hawa nafsumu, seindah keinginan baikmu. Susunlah kedirianmu layaknya sempurnanya puzzle, dan sempurnakanlah mimpi mimpi dengan keridhoan Tuhanmu.”
Sontak dalam benak teringat dan tak akan terlupakan bagaimana tutur yang menyempurnakan kedirianku.
______
Self Reminder yang pertama teruntuk jiwa yang mulai lalai akan keberadaan diri yang bergumul atas kesombongan dunia.
Komentar
Posting Komentar