(Keniscayaan Mencinta) - Taksa Cinta

Dalam diam, masing-masing dari kita menikmati rasa yang tumbuh mendalam dan semakin dalam, tanpa secuil pun asa dari sang pengasih tuk disampaikan pun disambungkan.

Dalam hening, kita merasa asing yang enggan untuk berpaling, mendoakan pun berikrar dalam atma hingga menghasilkan air mata tangis yang mengering. Sungguh mencintaimu dalam adalah upaya untuk menciptakan kata “saling”.

Dalam sembunyi, kita saling memuji atas keindahan citra diri. Sungguh remang nan suram di sudut bilik hati yang sama sekali kita tak berani beresensi untuk menampakkan diri, meskipun di suasana terang layaknya pagi pun rembulan di malam hari.

Dalam sepi, kita saling merenung tanpa esensi layaknya seseorang yang tak bestari. Kita berpura-pura tuk saling mengerti padahal hanya sekedar mencintai dalam sepi. Aaaah, aku sungguh suka sekali menghayal ke kamu bak raja dan ratu yang sedang duduk bersanding senda gurau saling mencintai tanpa memikirkan elegi.

Dalam mencuri-curi, kita saling memandangi, senyum-senyum sendiri atas kepantasan diri dan saling menyentuh hati sambil berpaling menyadari bahwa semua ini tak akan terjadi, tak akan jua terjadi, sambil tak henti-hentinya aku meyakini bahwa segala rasa indah ini adalah anugerah ilahi yang selalu mengiringi dan harus tiada henti tuk disyukuri.

Hanya kedua tangan terangkat sejajar dengan wajah yang bisa mengguncang keberadaan arasy ilahi, dan berharap semoga yang terjadi semua ini ialah keridhoan hati bukan yang memberati hati atau yang menghancurkan diri.

taksa /tak·sa/

a mempunyai makna lebih dari satu; kabur atau meragukan (tentang makna); ambigu;

cinta /cin·ta/

a suka sekali; sayang benar

Perihal keambiguan cinta yang begitu banyak sehingga menimbulkan beberapa makna kata cinta dalam setiap esensinya, seperti cinta dalam keheningan, cinta dalam diam, pun cinta yang disembunyikan.


Komentar

Postingan Populer