(Keniscayaan Mencinta) - Noktah Hati
Dengan suara gemercik jatuhnya
Akan selalu ada keindahan dari riuh suaranya
Dengan volume naik turun seraya tombol otomatisnya.
Menangislah wahai dzat yang terciptakan
Atas sebuah kesalahan yang telah engkau lakukan
Berdiamlah wahai dzat yang terciptakan
Atas dirimu yang telah melalaikan
Aku tahu kalau tabiat dari manusia
sesungguhnya ialah ia yang mengidam-idamkan kenikmatan, ia yang
mengingin-inginkan kenyaman, ia mengagung-agungkan kesempurnaan, dan ia yang
memimpi-mimpikan kesenangan.
Namun, sepenuhnya keberhasilanmu, capaian
kebahagiaanmu, tidak akan didapat ketika tidak mempunyai kesediaan untuk
merasai kesakitan, tidak mempunyai kemauan untuk menelan kepahitan, dan sangat
berat dan melelahkan.
Pun, ia tidak akan sampai ke tujuan yang
jemu membosankan itu, ia tidak akan mencapai kesempurnaan yang memaksa diri
berjuang berat nan membebankan itu.
Imam Syafi’i rahimahullah
pernah menukil ihwal kemalasan:
اصبر على مر الجفا من
معلم … فإن رسوب العلم في نفراته
ومن لم يذق مر التعلم
ساعة … تجرع ذل الجهل طول حياته
ومن فاته التعليم وقت
شبابه … فكبر عليه أربعا لوفاته
وذات الفتى -والله-بالعلم
والتقى … إذا لم يكونا لا اعتبار لذاته
“Sabarlah kamu akan
pahitnya seorang guru. Sebab mantapnya ilmu karena banyaknya guru.
Barangsiapa
yang tidak tahan dengan penatnya belajar maka kamu akan menanggung perihnya
kebodohan selama hidupnya.
Barangsiapa
ketinggalan belajar pada waktu mudanya, takbirlah kepadanya empat kali, anggap
saja dia sudah mati.
Seorang
pemuda akan berarti jika ia berilmu dan bertakwa.
Apabila
kedua hal itu tidak ada dalam dirinya maka pemuda itu pun tak bermakna lagi.”
(Syarah Diwan Imam Asy-Syafi’i)
____________
noktah /nok·tah/
n titik;
bintik-bintik
hati
/ha·ti/
n sesuatu
yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan
batin dan tempat menyimpan pengertian (perasaan dan sebagainya)
Komentar
Posting Komentar